10 Mei 2010

Jangan membanting pintu, siapa tahu Anda harus kembali

Itu yang saya baca dari status Facebook Mr Desneldi tadi pagi. Saya jadi ingin menyimpan kalimat itu. Sebelumnya saya pernah membaca kalimat itu entah di mana, sempat terkesan, tapi hanya begitu saja. Tapi kali ini saya ijin ke Mr. D untuk mencuplik status tersebut dan mencoba menelaah alasan saya mencupliknya.
Secara sederhana, kalimat ini lebih punya toleransi dibanding kalimat "tidak akan menjilat air ludah sendiri". Aduh, kok kesannya tidak higienis sekali ya, bisa juga diartikan mau menjilat air ludah orang lain ...walah....
Saya menangkap ada peringatan halus di situ, sebelum sempat membanting pintu diingatkan dulu, pikir-pikir sebelum membanting, kalau ternyata nanti ingin kembali, apakah masih bisa melewati pintu tersebut? Pertanyaan lanjutannya, apakah langkah "kembali" akan diterima dengan ikhlas (Forgiven and forgotten)?
Implementasi sederhana dari kalimat ini, pikir-pikir dulu sebelum melakukan atau mengucapkan sesuatu.
Saya juga jadi ingat sebuah kalimat motivasi tentang bagaimana mengoreksi tindakan atau ucapan yang keliru : "Selalu ada jalan untuk kembali".
Ya, selalu ada jalan untuk kembali, namun jika Anda pergi dengan menyakiti, Anda harus menimbang beribu kali untuk kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berikan komentar atau pendapat Anda